Rabu, 15 Oktober 2014

20 Tahun! Semoga Berkah

20 Tahun! Semoga berkah^^ Bismillah…… Allah, terimakasih atas ni’mat sehat sampai hari ini. 19 tahun telah berlalu sejenak mengingat ingat kisah lalu. Allah, sunggu diri ini masih jauuuuuuuuuuuuuuh dari kata sempurna. Berapa banyak lisan yang menyakiti, berapa sering hati berprasangka buruk, dan berapa sering niat yang tak lurus. Hari ini usiaku genap 20 tahun, itu berarti umurku bertambah meski jatah hidup didunia berkurang, dan itu juga menjadi alarm bahwa kedua orang tua ku semakin tua. Ya Allah ini permintaan sederhana semoga bapak dan mamak bahagia dan sehat selalu……Maaf, belum bisa membahagiakan mak sama bapak tapi Ira akan terus berusaha untuk membahagiakan mak sama bapak. I love them so much  Mak, pak terimakasih atas jasa-jasa sampai detik ini yang ku tau tak mungkin bisa ku balas. Mak, pak semoga kita bisa sama-sama terus until Jannah. Aamiin. Dan terimakasih sudah mendo’akan Ira selalu, terimakasih sudah menjadi teman diskusi yang baik di rumah, terimakasih sudah sering mengalah. Terutama bapak yang sering mengalah hanya karena remote tv heheh. Sayang kaliaaaan<3 Terimakasih juga untuk abang-abang dan kakak-kakak ku tercinta atas nasehat-nasehat yang penuh makna, semoga kita sama-sama terus yaa until Jannah. Semoga abang dan kakak bisa bermanfaat buat orang lain, dilancarkan pekerjaannya dan didekatkan rezekinya, Aamiin. Terimakasih sudah memberi ponakan yang lucu-lucu tapi menyebalkan heheh, semoga abang dan kakak tak pernah bosan untuk berbagi ilmu. Sayaaaang kalian <3 Terimakasih juga untuk adek tercinta yang karena kehadirannya aku menjadi seorang ‘kakak’, mungkin saat ini belum bisa menjadi kakak yang baik, dan karena kehadirannya aku bisa belajar sabar, yang sering merepotkan aku dengan berbagai tugasnya, teman berantem di rumah, hal sepeleh pun diributin hahah maklum dia anaknya keras kepala, but I love her <3 Terimakasih juga untuk sahabat-sahabat tercinta masa putih abu-abu dulu, Rakhma, Renda, Tika, Liya, Retno, Intan, dan Indah yang tak pernah bosan mendegar keluh kesah, yang tak pernah jemu mengingatkan jika salah, yang selalu menyediakan waktu hanya untuk ‘gila bersama’ dan selalu sama-sama menanti waktu liburan agar kita bisa bersama. Maaf jika sekarang jarang berkomunikasi. Ketahuilah, meski kita tak saling komunikasi tapi semoga kita saling sapa lewat do’a. Semoga kita sukses sama-sama sukses secepatnya. Aamiin. Sayaaaang kalian, friendship until jannah <3 Terimakasih untuk keluarga baru dikampus, Bapake (Pak Yandi), Mak e (May), Mira, Putri, Muhajir, dan Yeni. Yah, merekalah tempat berbagi cerita, tempat minta traktir (maklum anak kos), tempat belajar bareng, diskusi bareng meski kadang tak sependapat, tempat ‘menggila ria’ bareng juga sih. Teman duduk duduk dikampus meski tak ada mata kuliah tapi ntah kenapa betah sekali dikampus. Terimakasih yaa rok merah maroon nya, sukaaaa banget. Dan semoga kalian cepat dapat jodoh *eaaaak Terimakasih juga untuk saudara seperjuangan di LDK Ar-Rahman, khususnya Kak Nela yang sangat menginpirasi sang calon mentri pendidikan RI *eaaaak, banyak manfaat yang didapat, berusaha memperbaiki diri bersama, yang saling mengingatkan jika salah, semoga kita bisa bermanfaat untuk umat. Aamiin. Terimakasih untuk teman yang jauh disana sang calon manager semoga selalu di lindungi Allah, mendapat ilmu yang berkah, sukses, dan dapat jodoh yang tepat, Aamiin. Yang karenanya sering kali menyebab aku ‘rindu’, yang sering hadir di eksepalon ku tanpa ku minta, dan karenanya juga aku jatuh cinta sama senja dan hujan. “Dear you, aku akan tetap menunggu tak peduli kau datang atau tidak.” “Meski suatu hari nanti kita tak serumah, kunjungi aku sebagai teman baik.” Terakhir, terimakasih untuk Indomie yang selalu menemani dalam suka maupun duka, teman setianya mahasiswa, yang namanya tak pernah tertera dalam lembar skripsi  Humai, pembelajar, penikmat senja. 15 Oktober 2014, 11:13 p.m.

Selasa, 19 Agustus 2014

Sang Teladan Kekasih Allah

Sosok wanita cantik dengan pakaian sederhana Keperibadiannya dibalut kesabaran Sosok yang berani berkata tegas kepada siapa saja Dan senantiasa bersikap dermawan Dialah Sayyidah Aisyah Rasul memanggilnya Khumairah Sang pemilik pipi kemerahan Sang penyair serta berpengetahuan Dialah muslimah pemberani Yang turut terjun dalam peperangan Yang membela hak perempuan dengan kontribusi Sehingga namanya tetap menggema dalam kosmos kehidupan Semua umat Islam menyanjunginya Sebab ia sosok yang mulia Yang senantiasa memperjuangkan hak dan martabat muslimah Dialah Sayyidah Aisyah sang teladan kekasih Allah Tanjungpinang, 20 Agustus 2014 12.29 p.m

Selasa, 20 Mei 2014

Tentang Rasa

Puisi ini digarap oleh aku dan teman sebangku ku di SMA, Tika namanya. Meski kami terpisah oleh jarak tapi kami tetap bercerita lewat aksara. Selamat Membaca, ini tentang sebuah rasa seoarang secret admirer Tentang Rasa Tak selamanya penyampai adalah lisan Kadang dengan getaran ia beranjak Kadang dengan isyarat ia bergerak Atau seperti cahaya yang dapat terbiaskan Begitu juga hasrat ini Kugunakan indra untuk menutupinya Karena ku yakin cara tak harus selalu sama Untuk mencapai titik tak berisi namun pasti Entah kenapa aku harus terjebak dalam rasa ini Kenapa harus aku yang terkontaminasi Telah ku mencoba menghindar dari hasrat ini Tapi semakin ku jauh, semakin ia mengikuti Aku hanya mampu menyapamu lewat aksara Dan merindukanmu di bawah senja Karena senja selalu punya cerita Cerita tentang hasrat yang meronta Dunia tak perlu tau karena ini terlalu istimewa Bukan tentang apa yang ku dapat karenanya Tapi tentang bagaimana nafasnya Membuatku dapat memberi tanpa peduli Kau akan membalas atau bahkan tak menerimanya Aku seperti atom yang tak terlihat tapi ada Atau mungkin kau tak memberi kesempatan pada kelopak mata Mungkin ini maksud daripada semesta Tanpa sadar ku letakkakan namamu paling pertama Sebab kau seperti ada untuk ku cinta Kau ku tekuk, tak berarti aku tak siap Tapi memang ia tak harus terlihat dan kuwujudkan Namamu selalu ku sebut dalam do’a, tak berarti kau ku dekap Biarlah rasa ini ku titip pada hujan yang mendamaikan Oleh: Siti Humairah dan Kartika Delsya -20 mei 2014, 03.17 p.m-

Senin, 19 Mei 2014

Hijrah Menuju Mimpi

Jarum jam berdentang keras Kau masih terus benapas Tapi nanti kau kan terbang bagai kapas Dan akan berada disebuah lapas Sadarkah kau akan lumuran dosa? Tapi kau tetap saja ingin ke surga Lantas, kenapa surat cintaNya tak kau baca? Dan menjatuhkan kening ke sajadah pun kau tak bisa Kini, kau langkahkan kaki ke majelis ilmu Sebab kau tak ingin surgamu hanya semu Dab kini kau baca surat cintaNya tanpa jemu Sebab kau tak ingin seperti debu Sosokmu dan hijab kini terbalut Dan hanya kepadaNya cintamu terpaut Dulu parasmu sungguh semraut Tapi kini berubah jadi lembut Ku harap kau tetap di halan ini Di jalan dakwah menuju mimpi Mimpi ke surga nan abadi Hingga nati bertemu Ilahi Rabbi 18 mei 2014 11.33 p.m -Di sebuah kamar, ditemani rinai hujan-

Jumat, 16 Mei 2014

My Biodata

Nama Asli : Siti Humairah Nama Panggilan: Ira Tempat, Tanggal Lahir : Kijang, 15 Oktober 1994 Agama : Islam Asal : Bintan, Kepulauan Riau Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Jalan Kp.Kolam Kijang RT.02/RW.17 Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Pekerjaan : Mahasiswa STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau Angkatan masuk STAIN : Angkatan ke-4 Hobi : Baca buku, Online, Nulis. Cita-cita : Anggota MPR RI Dosen/Guru/Penulis. Penulis Idola : Andrea Hirata, Kang Abik, Darwis Tere Liye, Irfan L.Sardini, Oki Setiana Dewi, Cahyadi Takariawan. Moto : Fastabiqul Khairat! Dunia dalam genggaman, akhirat jadi idaman | You never fail until you stop trying  Email : shumairah27@yahoo.com / sheteaira_94@yahoo.co.id Blog : http://HumairahIra.blogspot.com Facebook : Siti Humairah Twiter : @SKhumaira15 Latar belakang Pendidikan Tahun 1999 – 2001 : Raudathul Athfal Fastabiqul Khairat Kp.Kolam Tahun 2001 – 2007 : MIS Islamiyah Kijang Tahun 2007 – 2010 : SMP N 2 Binaan Bintan Tahun 2010– 2013 : SMA N 1 Bintan Tahun 2013 s/d Sekarang : STAIN Sultan Abdurrahman, Manajemen Pendidikan Islam Pengalaman Organisasi Tahun 2011-2012: Anggota Generasi Kebanggaan Bangsa Kepri (GKB Kepri) Tahun 2009-sekarang: Anggota Remaja Masjid Fastabiqul Khairat (REMFAST) Tahun 2014: Sekretaris I Lembaga Dakwah Kampus Ar-Rahman PRESTASI 1. Juara I lomba Qasidah Kolaborasi tingkat Provinsi tahun 2009. 2. Delapan besar lomba Qasidah Kolaborasi tingkat Nasional tahun 2009. 3. Harapan 3 lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tingkat SLTA se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. 4. Juara I lomba berbalas pantun tingkat SLTA se-Kabupaten Bintan tahun 2011. 5. Harapan 1 lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tingkat SLTA se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012. 6. Pernah mengikuti lomba menulis Esai dengan mengangkat judul ‘‘Rusaknya Bahasa Merusak Jiwa dan Citra Bangsa’’ tingkat SLTA se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 7. Juara I lomba Musabaqah Syarhil Qur’an dalam ajang Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni ke IV (PIOS IV) antar Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta se-Riau dan Kepulauan Riau tahun 2013. 8. Juara I lomba Musabaqah Syarhil Qur’an tingkat Kabupaten Bintan dalam rangka Gema Pekan Maulid Nabi tahun 2014. 9. Juara II lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an cabang Syarhil Qur’an tingkat Kabupaten Bintan tahun 2014.

Autobiografi

Kelahiran dari Sebuah Keluarga Penyayang Nama saya Siti Humairah biasa dipanggil dengan sebutan Ira ada juga yang suka memanggil dengan sebutan Humairah. Saya berjenis kelamin perempuan dan lahir di Kijang pada tanggal 15 Oktober 1994 dari pasangan Bapak Saidi Ibrahim dan Ibu Syahriah. Saya anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Saya mempunyai empat orang abang, mereka adalah Samsul Anwar, Syafrin, Syafrial, dan Sandi Apriadi, dan saya mempunyai tiga orang kakak, mereka adalah Sanisah, Syarifah, dan Sri Afrina, serta saya mempunyai seorang adik bernama Syaharah. Saat ini saya tinggal di sebuah tempat yang berada di daerah Bintan bersama bapak, ibu, dan adik saya tepatnya di Jalan Kp.Kolam RT 02/RW 17 Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Bapak saya Saidi Ibrahim merupakan sosok bapak yang sangat mencintai keuarganya, beliau kelahiran asli Bawean dan sebagai anak semata wayang yang dilahirkan dari pasangan kakek dan nenek saya yaitu Ibrahim dan Saenap. Bapak saya bekerja sebagai tukang kayu selama berpuluh-puluh tahun sampai saat ini. Beliau adalah sosok idola saya karena beliau selalu menunjukan keteguhan hidup dan kasih sayang yang berlimpah tiada tara kepada saya sebagai anak perempuannya. Beliau juga motivator saya, beliau selalu memberikan motivasi-motivasi yang luar biasa ketika saya sedang terpuruk. Beliau adalah teman diskusi saya dirumah. Ibu saya Syahriah tak kalah pentingnya bagi kehidupan saya. Beliau juga kelahiran asli Bawean dan anak semata wayang yang dilahirkan dari pasangan kakek dan nenek saya yaitu Syamsuri dan Zainab, beliau adalah sosok idaman saya, terampil dalam mendidik dan membesarkan anaknya dan mampu membuktikan sebagai istri yang berbakti dan patuh pada suaminya. Ibu saya sangat penyabar dalam menghadapi berbagai hal. Oleh karena itu ibu saya adalah segalanya untuk saya. Bapak dan Ibu saya selalu mengajarkan saya untuk menjadi seseorang yang sederhana, yang tidak berlebih-lebihan dalam hidup, menjadi seseorang yang penyabar dan rendah hati, dan jangan suka mengeluh dalam menjalani kehidupan. Saya sangat bangga sama bapak dan ibu saya. Menempuh Pendidikan dari Nol Jenjang pendidikan yang saya tempuh yaitu saya memulai pendidikan saya di Taman Kanak-Kanak (TK) Raudathul Athfal Fastabiqul khairat dan tamat dari TK pada tahun 2001, kemudian saya melanjutkan Sekolah Dasar di MIS Islamiyah Kijang lulus tahun 2007, SMP saya di SMP N 2 Binaan Bintan lulus tahun 2010, dan SMA saya yaitu di SMA N 1 Bintan lulus tahun 2013, di SMA saya mengambil jurusan IPA. Dan Alhamdulillah aktivitas saya sekarang sedang menjalani kuliah di STAI Sultan Abdurrahman Tanjung Pinang jurusan Tarbiyah prodi Manajemen Pendidikan Islam. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari kampus ini, meskipun sebenarnya kampus impian saya adalah IPB (Institut Pertanian Bogor), tapi saya belum diberi kesempatan untuk menjadi bagian IPB karena saya tidak lulus disana, saingannya sangat banyak, saya berjuang bersama ribuan orang lainnya untuk menjadi bagian dari IPB, saat mendaftar disana saya memilih jurusan Ahli Gizi dan Manajemen Sumber Daya Perairan, tetapi saya belum beruntung. Sebelum mendaftar di IPB, Alhamdulillah saya sudah lulus SNMPTN di UNRI Pekan Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Ilmu Pemerintahan, saat itu saya bahagia sekali bisa lulus di UNRI karena jurusannya memang saya minati, tetapi bapak saya tidak memberikan izin untuk saya kuliah di jurusan tersebut. Akhirnya saya mengikuti pilihan orang tua saya untuk mendalami ilmu agama di STAI Sultan Abdurrahman Tanjung Pinang, dan ternyata saya nyaman kuliah disini dan semoga dengan saya menimba ilmu di STAI Sultan Abdurrahman, saya bisa menjadi muslimah yang produktif, yang lebih baik dari sebelumnya, Aamiin. Hobi yang Luar Biasa Bagi Saya Hobi saya membaca dan menulis. Saya suka membaca hasil karya orang lain seperti cerpen dan novel, dan saya juga gemar membaca buku pengetahuan sehingga bisa menambah wawasan bagi saya. Saya juga suka menulis dan saya memiliki blog yaitu HumairahIra.blogspot.com, sehingga saya bisa menuangkan ide-ide saya disana meskipun saya belum terlalu mahir dalam hal tulis-menulis tetapi saya akan terus berlatih agar nantinya bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, saya juga mempunyai hobi menonton televisi, saya suka menonton acara-acara talk show seperti Kick Andy di Metro TV yang sangat menginspirasi dan saya juga suka menonton hal-hal yang berkaitan dengan kenegaraan, hukum, maupun konstitusi negara seperti Indonesia Lawyers Club di TV One, ini merupakan acara TV favorit saya. Cita-Cita Saya Dan soal cita-cita, sejak kecil saya ingin menjadi seorang dokter. Karena dengan menjadi seorang dokter kita bisa menolong orang yang sakit, dan jika ibu saya sakit saya bisa mengobatinya. Tetapi, ketika saya SMA saya mulai mengubur cita-cita itu karena saya tau bahwa untuk menjadi seorang dokter itu kita harus mempunyai biaya yang banyak karena kuliah kedokteran itu sangat mahal dan waktunya sangat lama. Dan cita-cita saya selanjutnya yaitu ingin menjadi dosen, ingin menjadi penulis, dan ingin menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Dan semoga cita-cita saya tersebut bisa tercapai. Aamiin. Prestasi yang Pernah Diraih Alhamdulillah saya pernah masuk masuk tiga besar dari kelas I sampai kelas VII, kelas VIII dan IX Alhamdulillah saya masuk lima besar dan di kelas X saya kembali masuk tiga besar, di kelas XI dan XII prestasi saya menurun tapi saya tetap bersyukur masih masuk lima besar. Dan prestasi saya diluar sekolah, antara lain: 1. Juara II lomba membaca Gurindam 12 antar Sekolah Dasar se-Kecamatan Bintan Timur tahun 2006. 2. Juara II lomba membaca surat pendek antar Sekolah Dasar tingkat Kecamatan tahun 2007. 3. Juara I lomba Qasidah Kolaborasi tingkat Provinsi tahun 2009. 4. Delapan besar lomba Qasidah Kolaborasi tingkat Nasional tahun 2009. 5. Harapan 3 lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tingkat SLTA se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. 6. Juara I lomba berbalas pantun tingkat SLTA se-Kabupaten Bintan tahun 2011. 7. Harapan 1 lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tingkat SLTA se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012. 8. Pernah mengikuti lomba menulis Esai dengan mengangkat judul ‘‘Rusaknya Bahasa Merusak Jiwa dan Citra Bangsa’’ tingkat SLTA se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 9. Juara I lomba Musabaqah Syarhil Qur’an dalam ajang Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni ke IV (PIOS IV) antar Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta se-Riau dan Kepulauan Riau tahun 2013. 10. Juara I lomba Musabaqah Syarhil Qur’an tingkat Kabupaten Bintan dalam rangka Gema Pekan Maulid Nabi tahun 2014. Pengalaman di Perlombaan Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Selasa, 30 Desember 2013, sekarang aku sedang duduk sembari menulis kenangan Lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara pada 2 tahun lalu. Pikiranku tertuju pada momen 4 hari karantina di Batam yang merupakan momen yang sangat indah. “...Kobarkan semangat Pancasila, genggam teguh Undang-Undang Dasar. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Bhineka Tunggal Ika. Jadilah yang terbaik. Cerdas Cermat MPR…” Itulah sepenggal lirik lagu yang merupakan jingle Lomba Cerdas Cermat Tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Aku dan sembilan temanku mewakili sekolah ku (SMA N 1 Bintan) untuk maju di tingkat Provinsi. Ajang perlombaan ini benar-benar berat, butuh perjuangan dan kerja keras yang tinggi, terlebih lawan kami dari berbagai sekolah yang unggul. Jum'at, 22 April 2011 adalah hari pertama kami lomba. Babak penyisihan langsung melalui proses shooting untuk ditayangkan di TVRI. Ketegangan jelas ada tapi kami selalu berusaha tenang, sambil berdo'a dan menghapal materi. Babak demi babak telah berlalu, babak yel, babak tematik, babak pilihan benar salah, dan babak rebutan. Alhamdulillah atas izin Allah, kami berhasil menjadi juara 1 dan berhak maju ke semifinal. Sabtu, 23 April 2011 merupakan hari ke dua perlombaan. Ini adalah babak semifinal. Hanya tersisa 6 sekolah yang masih bertahan. Babak semifinal I sekolah kami (SMAN1 Bintan) melawan SMA N 1 Kundur dan SMA N 3 Batam. Kami berjuang mati-matian memperebutkan tiket final. Tapi apa daya, kami hanya mendapat juara 3. Juara 1 adalah SMAN 1 Kundur. Babak semifinal II SMA N 3 Kundur berhasil menjadi juara 1. Sehingga 2 dair 3 tiket final berhasil diraih SMA N 1 Kundur dan SMA N 3 Kundur. Tiket ke tiga berhasil diraih oleh juara 2 terbaik yaitu SMA Yos Sudarso Batam. Sayang sekali itu bukan kami. Rasa kecewa dan penyesalan jelas ada tapi kami tetep berusaha ikhlas. Rasa sedih jelas terpeta di sembilan wajah temanku. Apalagi babak final benar-benar ramai memperebutkan piala dan tiket menuju ke nasional. Akhirnya SMA N 1 Kundur berhasil memperebutkan tiket menuju nasional di Jakarta mewakili Kepulauan Riau. Minggu pagi kami check out dari tempat penginapan untuk kembali ke Bintan. Memang rasa sedih, kecewa, dan penyesalan masih menghantui kami. Kami telah mengecewakan pihak-pihak yang telah mendukung kami. Tapi kami berusaha selalu menghibur diri. Sepanjang perjalanan pulang kami bernyanyi yel-yel kami untuk lebih menyemangati kami. Yel-yel kami diiringi gitar. Pengalaman ini benar-benar pengalaman yang luar biasa. Kami bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari sekolah lain. Banyak sekali pelajaran, manfaat, dan pengalaman yang berguna bagi kami terelebih di masa yang mendatang. Sesuai dengan jargon Lomba Cerdas Cermat yaitu "Generasi Kebanggaan Bangsa: Bersatu dan Optimis." Dan Alhamdulillah ditahun 2012, aku masih diberi kesempatan untuk mengikuti perlombaan tersebut, dan di tahun 2012 sekolah ku meraih harapan I. Kami tetap bersyukur meskipun kami belum diberi kesempatan untuk melaju ke nasional. Ini pengalamam hidup yang luar biasa karena disana aku bisa bertemu dengan para Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI salah satunya Bapak Rohut Sitompul. Tahun 2011 Tahun 2012 Belajar Hidup dari Kehidupan Organisasi Ketika SMP saya termasuk orang yang kurang aktif dalam berorganisasi. Tetapi, sejak saya SMA keinginan berorganisasi pun muncul dan saya memulai berorganisasi di SMA dengan menjadi anggota Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan di daerah tempat tinggal saya, saya bergabung dengan remaja masjid Fastabiqul Khairat (REMFAST). Dan ketika saya selesai mengikuti lomba Cerdas Cermat 4 (Empat) Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara saya ikut bergabung dalam organisasi Generasi Kebanggaan Bangsa Kepulauan Riau (GKB Kepri). Dalam GKB Kepri antar anggotanya saling bertukar pikiran tentang pandangan hukum dan politik Indonesia serta tentang konstitusi negara kita, sehingga saling belajar antara satu dengan yang lainnya. Ketika memasuki jenjang perkuliahan saya aktif disebuah organisasi yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan alhamdulillah sudah mengikuti kaderisasi tingkat I, dan semoga saya tetap istiqomah dalam organisasi ini. Saya menuai banyak manfaat dari organisasi seperti mendapatkan banyak teman, mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat, menambah keterampilan dan mengasah keterampilan, lebih banyak mendapat pengalaman dari organisasi itu karena dengan ikut organisasi kita juga tanpa disengaja akan terpengaruh oleh organisasi itu sendiri. Jika kita dalam organisasi itu aktif maka kita dalam hidup pasti juga akan aktif dalam mencari sesuatu, tapi sebaliknya jika kita dalam organisasi itu tidak aktif maka sungguh amat rugilah kita ketika ada suatu peluang untuk dapat aktif kita tidak dapat menggunakannya. Dan dengan berorganisasi kita akan terbiasa untuk mengatur diri kita masing- masing. Entah itu kita dapat mengatur waktu kita sendiri atau mengatur segalanya. Arti Sukses Hidup ini mengalir seperti air, mengalir terus tanpa berhenti sampai ke muara, yaitu laut. Laut ibarat tempat hidup kita yang kekal. Jadi, dalam hidup ini kita harus punya visi. Apa tujuan hidup kita? Tujuan hidup saya yaitu senantiasa memperbaiki diri agar bisa kembali kerumah impian, yaitu surga. Dan ingin menjadi muslimah yang produktif yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Jadi, Arti sukses bagi saya yaitu akhirat jadi idaman, dunia dalam genggaman. Kesuksesan adalah sebuah kerja keras yang merupakan perjuangan dan do’a. Ya walaupun ada seseorang yang sudah berjuang dan berkorban tetapi tidak membuahkan kesuksesan berarti orang itu tidak sungguh-sungguh menginginkan kesuksesan itu karena yang sugguh-sungguh menginginkan kesuksesannya adalah orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh disertai dengan do’a karena jika usaha tidak disertai dengan do’a itu namanya takabur, mereka yang seperti itu adalah orang-orang yang terlalu percaya diri dengan kemampuannya, padahal ada hal yang paling penting yang bisa merubah kehidupan kita lebih mudah yaitu dengan do’a, tapi sebaliknya jika kita selalu berdo’a tetapi tidak disertai dengan usaha atau perjuangan itu sama saja sia-sia dan hal yang seperti itu tidak akan berbuah kesuksesan. Kesuksesan itu sebuah prestasi yang diraih oleh seseorang yang kehidupannya penuh dengan manajemen. Mereka dapat mengatur kehidupannya dengan serapi mungkin atau bisa disebut juga dengan orang-orang yang disiplin. Karena saya lihat orang-orang disekeliling saya yang meraih kesuksesan adalah orang-orang yang kehidupannya sangat disiplin. Dengan demikian, kesuksesan itu tergantung dari tujuan hidup kita dan indikator utama dalam menjalani hidup adalah niat. Jadi, sukses ala Islam itu mempunyai visi hidup dan niat karena Allah SWT. Salah satu tips untuk menjadi orang sukses yaitu ikuti saja pola hidup orang yang sudah sukses. Rencana Jangka Pendek 1. Mahir mengetik dengan 10 jari. 2. Mahir menjalankan Microsoft Office dalam Komputer. 3. Mahir berbahasa Inggris tulisan maupun lisan. 4. Dapat mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) lagi. 5. Memperoleh nilai UAS yang memuaskan di semester awal hingga semester akhir. Rencana Jangka Panjang 1. Ingin ikut LDK sarasehan nasional. 2. Lulus dari STAI Sultan Abdurrahman dengan IPK yang membanggakan. 3. Mendapatkan pekerjaan yang layak. 4. Pergi ke Mekkah bersama orang tua. 5. Ingin menginjakkan kaki di Papua. 6. Ingin duduk di forum Indonesia Lawyers Club. 7. Bisa melanjutkan S2 dengan biaya sendiri. 8. Hafal Al-Qur’an minimal 1 juz. 9. Igin punya sebuah karya. 10. Mampu berkontribusi untuk masyarakat dari sisi dunia dan akhirat (menjadi aktivis). 11. Dan yang paling utama membahagiakan orang tua. Langkah-Langkah Untuk Rencana Tersebut Langkah-langkah mewujudkan cita-cita tersebut dengan cara bersungguh-sungguh belajar dengan baik dan rajin, dan terus berlatih serta focus dengan apa yang ingin dicapai. Mengenai rencana jangka pendek seperti mahir mengetik dengan 10 jari yaitu saya berusaha berlatih dengan mengetik pengalaman-pengalaman hidup saya dan kemudian saya terbitkan di blog saya. Jadi, saya mengetik apa saja agar saya bisa mahir mengetik dengan 10 jari. Dan untuk bisa mahir berbahasa Inggris tulisan maupun lisan, dengan cara menonton film berbahasa Inggris dan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris. Langkah-langkah untuk mewujudkan rencana jangka panjang saya seperti ingin pergi ke Mekkah dan Papua insyaAllah nanti jika saya sudah lulus kuliah saya ingin bekerja terlebih dahulu dan jika uang saya sudah cukup saya ingin melanjutkan kuliah S2 dan sambil menabung sehingga jika liburan tiba saya bisa berlibur ke Mekkah dan Papua. Dan saya ingin bisa duduk di forum Indonesia Lawyers Club, untuk bisa mewujudkannya dengan cara saya searching di google untuk mengetahui dimana mereka akan live, jika mereka live di Kepulauan Riau saya ingin sekali bergabung di forum itu. September 2013 lalu mereka live di Batam tetapi saya terlambat daftar sehingga tidak bisa mengikuti forum tersebut. Dan saya berharap suatu hari nanti saya bisa duduk di forum tersebut. Aamiin. Peranan Orang Tua dalam Kesuksesan Saya Menurut saya, peranan orang tua dalam kesuksesan tentunya beliau adalah yang paling penting atau halnya menduduki peringkat nomor satu, karena kita bisa sukses itu berkat do’a kedua orang tua dan perjuangan mereka. Tanpa ridho dan do’a mereka kita tidak akan bisa sukses, karena do’a kedua orang tua itu adalah sebuah obat atau pertolongan untuk kita jika kita mendapat kesusahan. Dan dalam sebuah hadist disebutkan bahwa “Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua dan murkanya Allah tergantung pada murkanya kedua orang tua”. Dan tebukti sekali orang-orang yang sudah sukses itu adalah mereka yang selalu beterimakasih dan berbakti kepada kedua orang tuanya dan orang tuanya juga senatiasa selalu mendo’akan mereka dan kesuksesan mereka dibarengi dengan kebahagian-kebahagiaan yang tiada tara. Motto Hidup Adalah Haluan Saya Motto hidup saya adalah you never fail until you stop trying yang artinya kamu tidak akan pernah gagal sampai kamu berhenti mencoba. Kalimat ini memberikan energi positif dalam hidup saya, karena motto hidup tersebut dapat mengantarkan saya untuk menjadi seseorang yang optimis, tidak mudah menyerah dan bekerja keras. Dengan motto hidup tersebut saya juga berani melawan arus, berbeda-bedalah maka kau akan terkenal. Jadi, saya selalu mencoba hal yang baru yang mungkin orang lain tidak ingin mencobanya, tetapi selagi itu bermanfaat dan memberikan pengalaman hidup maka akan saya coba. Karena jika saya tidak mencobanya itu artinya saya sudah gagal. Mungkin sulit untuk mencoba sesuatu yang baru apalagi jika kita tidak ahli dalam bidang itu, tetapi jika kita memiliki keyakinan yang kuat bahwa kita bisa maka cobalah memulai satu langkah untuk mencobanya, InsyaAllah Allah akan memudahkan langkah kita. Dan jika kita telah mencobanya dan kita gagal, jangan menyerah dan kita harus terus mencoba lagi sampai kita berhasil, sehingga kita tidak jatuh dilubang yang sama, dan kita tidak boleh gagal lagi karena kita tau bagaimana rasanya gagal.

Rabu, 14 Mei 2014

Di Sudut Hati Terselip Namamu

Di Sudut Hati Terselip Namamu Pagi ini mentari tak begitu melihatkan sinarnya, awan tebal pun berkumpulan. Sesekali aku menengadah dan kulihat segerombolan burung berterbangan, lalu ku menundukkan kepalaku, ku lihat tanah masih basah dan tercium aroma aspal, karena sepanjang malam tadi hujan turun dengan derasnya. Aku berjalan menuju halte sekitaran kampusku dan aku membawa dua tas, satu tas ransel di punggungku dan satu tas lagi ku genggam erat dengan tangan kiriku. Tangan kananku memegang handphone dan jemariku terus membalas pesan yang kuterima dari kakak senior ku disalah satu organisasi kampus ku. Organisasi itu bernama Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Kerena pagi ini kami akan mengadakan suatu agenda latihan kepemimpinan tingkat I di Pantai Pesona dan kami akan menginap semalam disana. Ada beberapa teman satu organisasiku yang juga mengirimkan pesan singkatnya, pesan yang mereka kirim intinya sama, menanyakan aku sedang dimana, “sudah dimana ukh? Cepat datang ditunggu 10 menit lagi.” Ukh itu suku kata pertama dari kata ‘ukhti’. Ya, ukhti adalah sapaan akrab khusus perempuan di organisasi itu. Namaku Kara. Sapaan akrab teman-teman kampus untukku ‘Aya’. Teman-teman ku bilang aku ini cuek dan pemalu. Aku masih terus mempercepat langkahku, sesekali ku melihat layar handphone ku dan muncul lagi satu pesan dari teman sekelas ku yang juga satu organisasi dengan ku, namanya Alif. Aku menarik napas panjang lagi-lagi aku menerima pesan yang intinya sama “Aya dimana? buruan datang.” Alif adalah satu-satunya teman organisasiku yang tidak memanggilku dengan sebutan ‘ukhti’. Aku membalas pesan Alif dengan satu kata “iya”. Pandangan ku beralih ke jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 10.10 WIB, aku telat 10 menit dan aku masih harus menempuh 20 meter lagi. Akhirnya aku sampai di halte dan aku langsung menuju bus untuk meletakkan barang-barang ku ke dalam bagasi bus. Tiba-tiba salah satu kakak senior ku yang menjabat sebagai Ketua LDK mengahampiriku. Medi namanya, panggilan akrabnya Kak Med. “Kamu baru datang?” Tanya Kak Med padaku. “Iya kak, maaf kak saya telat.” Jawabku dengan nada pelan. “Lain laki lebih disiplin ya, jangan sampai telat lagi untuk agenda-agenda selanjutnya.” Kata Kak Med menasehati. “iya kak, siap!” Jawabku agak bersemangat. Kak Med pun langsung pergi dan masuk kedalam bus. Aku masih berada diluar bus dan melanjutkan memasukkan tas ku ke bagasi sembari menarik napas panjang dan mengatakan dalam hati “Alhamdulillah akhirnya aku tidak dapat sanksi.” Terlintas senyum diwajahku dan aku pun bergegas masuk kedalam bus. Kulihat satu persatu kursi sudah terisi dan tersisa satu kursi disamping Alif dan tepat posisinya di depan Kak Med. “Aya…duduk sini samping aku.” Alif memanggilku. Alif memang sengaja menyisakan satu kursi untukku dan dia adalah teman kampusku yang paling akrab denganku. Alif bisa dibilang anak yang tomboi dan ceria. Karena itu, aku senang berada didekat Alif. Aku bergegas duduk didekat Alif. “Aya…kok lama sih datangnya?” Tanya Alif. “Aku tadi masih mencuci baju Lif, jadi terlambat datang deh.” Jawabku. “Cie…rajin banget sih Aya.” Timpal Alif. “Yaiyalah Aya gitu loh, hehe.” Sambungku sembari tertawa. Tanpa kusadari bus yang kami naiki hampir sampai di Pantai Pesona, sesekali aku melihat ke belakang, Kak Med sedang membaca mushaf Al-Qur’annya. Kak Med memang seorang hafidz Qur’an. Oleh karena itu, ia selalu menyempatkan untuk mengulang hafalannya. Hampir semua akhwat di organisasi tersebut mengaguminya, termasuk aku. Dan ku lihat satu buku diatas tasnya dengan judul ’Di Jalan Dakwah Aku Menikah’. “Jangan-jangan Kak Med sebentar lagi mau menikah.” Pikirku. Lalu ku memalingkan wajahku ke kaca bus dan kulihat hamparan pantai. Ternyata kami sudah sampai di Pantai Pesona. Ku lihat ekspresi wajah temanku satu persatu tampak mereka sudah tidak sabar untuk turun dari bus, tapi aku masih memikirkan hal yang sama sekali mungkin tidak penting yaitu tentang buku yang Kak Med bawa dan aku berusaha mengabaikannya. Akhirnya supir bus pun memarkirkan busnya tepat di samping warung makan, dan kami pun turun satu persatu. Saat aku akan turun aku melihat Kak Med sedang sibuk membereskan barang bawaannya. Selang berarapa menit kami selesai meletakkan dan membereskan barang di sebuah villa di sekitar pantai. Dan suara Kak Med pun terdengar, ia memerintahkan kami untuk segera berkumpul. Aku dan Alif pun berlari ke lokasi tempat berkumpul. Dengan napas yang masih putus-putus aku berbaris dibarisan paling belakang. Kak Med pun menyampaikan susunan agenda yang akan kami lakukan selama di Pantai Pesona dan para peserta latihan kepemimpinan dipecah menjadi empat kelompok masing-masing dua kelompok akhwat dan dua kelompok ikhwan. Aku senang sekali karena satu kelompok sama Alif, kami masuk dalam kelompok yang bernama Aisyah. Dan kak Med menunjuk ketua kelompok dan betapa terkejutnya aku ketika Kak Med menyebut namaku sebagai ketua dikelompok Aisyah. “Kelompok Aisyah diketuai oleh Kara. Mana nih yang namanya Kara?” Tanya Kak Med sembari memegang absensi. Aku pun mengacungkan tangan sambil berkata “hah? Saya ketua kak? Yang lain aja deh kak.” “Tidak kamu tetap ketua, kamu pasti bisa Kara.” Kata Kak Med menyemangati. “Baiklah kak.” Jawabku dengan nada pelan. Selesai berkumpul kami sholat zhuhur berjama’ah dan setelah itu kami membentuk lingkaran untuk makan siang bersama. Tapi, aku tak melihat Kak Med dalam lingkaran itu. Aku pun memberanikan diri bertanya ke Alif. “Lif, Kak Med mana?” Tanyaku pada Alif. “Masih di musholla mungkin, cie Aya nyariin Kak Med.” Timpal Alif pada ku. “Duh….apaan sih Lif.” Jawabku malu. Alif memang mengetahui kalau aku menyukai Kak Med sejak awal aku bergabung di LDK. Tapi aku heran sama Alif kenapa ia tidak tertarik dengan Kak Med padahal hampir semua akhwat dikampus menyukainya. Aku pernah menanyakan hal ini ke Alif tapi Alif hanya tersenyum setiap kali aku menyakan hal ini. Makan siang bersama pun selesai, Kak Med tak kunjung muncul dihadapan kami. Aku permisi dengan kakak senior ku yang lain untuk mencuci tanganku di toilet musholla. Sebelum mencuci tangan, aku melihat ke dalam musholla ternyata benar kata Alif, aku melihat Kak Med duduk di sudut musholla sambil membaca mushafnya. Hatiku bergetar, jantungku berdetak, ketika mendengar suaranya mengaji, aku berusaha mensugestikan diri untuk biasa saja setiap bertemu dengan Kak Med dengan berkata dalam hati “luruskan niat Aya.” Kalimat itu cukup membantuku, karena aku tak ingin Kak Med tahu bahwa aku mengaguminya. Aku pun terus berjalan ke toilet musholla untuk mencuci tangan ku. Ketika aku sedang mencucui tangan, tiba-tiba saja aku dikagetkan dengan suara Kak Med yang memakai pengeras suara, ia memerintahkan kami untuk segera berkumpul karena agenda pertama akan dimulai. Aku pun segera pergi ke lokasi tempat kami berkumpul. Agenda pertama ialah kami harus menciptakan yel-yel masing-masing kelompok dan harus menyiapkan penampilan yang akan ditampilkan pada malam keakraban nanti malam. Panitia memberikan kami waktu 60 menit untuk latihan dan menyiapkan yel-yel. Aku dan Alif pun bergegas berkumpul bersama teman-teman kelompok ku yaitu kelompok Aisyah. Kami membentuk lingkaran di bawah pohon dengan beralaskan pasir pantai untuk menyatukan ide kami. Tidak lama kemudian, kami sepakat bahwa yel-yel yang akan kami tampilkan bertema dakwah dengan backsound lagu Bruno Mars ‘Grenade’ dan kami sepakat kami akan menampilkan nasyid yang diiringi oleh gitar dan Alif sebagai gitarisnya. Selain itu, kami juga akan menampilkan musikalisasi puisi dan aku yang akan membacakan puisi yang berjudul ‘Dalam Rentang Sajadah’ pada malam keakraban nanti. Tepat pukul 14.00 kami pun berkumpul di posko LDK Ar-Rahman di sekitar pantai karena kami akan mendengarkan tausiah dari salah seorang ustadz yakni ustadz Hafizh. Ustadz Hafizh adalah salah satu ustadz terkenal di daerah kami, beliau baru saja menyelesaikan study S2 nya di Al-Azhar Kairo, Mesir. Tausiah yang ustadz sampaikan yaitu tentang interaksi perempuan dan laki-laki menurut Al-Qur’an. Ini menarik, kata ku. Lalu ustadz menyampaikan agar laki-laki menahan pandangannya dari perempuann dan perempuan dilarang berbicara dengan nada yang mendayu-dayu karena itu dapat menarik perhatian laki-laki, dan apabila berinterakksi dengan laki-laki dianjurkan ntuk berinteraksi pada hal-hal yang dianggap perlu, dan kami pun disarankan untuk menjaga hati kami agar tidak dirasuki VMJ. VMJ ini adalah akronim dari Virus Merah Jambu. Materi yang ustadz berikan sangat menarik dan kami sangat antusias mendegarkannya, ada beberapa pertanyaan yang kami ajukan sehingga suasana kala itu menjadi semakin seru. Tepat pukul 15.15 kami pun bersiap-siap untuk mengadakan sholat ashar berjama’ah, dan sholat ashar kali ini di imami oleh Kak Med. Ya Robbi, betapa bergetar hatiku ketika mengdengarkan Kak Med melantunkan ayat-ayat Sang Ilahi. Selesai sholat kami tilawah bersama yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok akhwat dan kelompok ikhwan dan diantara keduanya di batasi oleh hijab pembatas. Setelah itu, kami bersama-sama menyusuri pantai untuk melakukan tadabbur alam, aku dan Alif berjalan tepat dibelakang kak Med. Sepanjang perjalanan kami menengarkan cerita Kak Med tentang keindahan alam. Senja saat itu menjadi saksi kebersamaan kami kala sore itu, indahnya… Malam keakraban pun tiba, masing-masing kelompok menampilkan yel-yel dan bakat seninya. Aku dan kelompok ku di beri kesempatan untuk tampil yang pertama, kami pun menampilkannya dengan semaksimal mungkin. Usai tampil kami mendapat apresiasi dari teman-teman yang di bungkus dengan berbagai pujian. Tiba-tiba kak Med menghampiri aku dan Alif, “Selamat ya performance yang bagus! Gitarisnya nya jago sekali, bisa dong kapan-kapan kakak belajar.” Betapa terkejutnya aku, ku pikir ia akan melempar pujian untukku tapi kak Med malah memuji Alif. Lagi-lagi aku ke GR-an. Alif pun menaggapi pujian kak Med, “Terimakasih kak, ini karena kekompakan kami sehingga kami bisa tampil memuaskan.” Jawab Alif. “iya sama-sama, terus kembangkan bakatmu.” Kata Kak Med. Alif pun terseyum. Lalu kak Med pergi ke meja panitia. Aku hanya bisa terdiam. Lalu Alif berkata, “Aya kok diam aja sih tadi?” “Oh nggak kok nggak apa-apa.” Jawabku. “Ternyata Kak Med itu seru ya, orangnya tidak sombong, wajar banyak yang mengaguminya.” Kata Alif. “Iya Lif benar Kak Med itu seru orangnya meskipun aku jarang berinteraksi dengannya, tapi kalau boleh jujur sungguh aku tidak nyaman menjadi seorang secret admirernya karena banyak sekali yang mengaguminya, kenapa Lif? Kamu suka juga sama kak Med? Jangan-jangan kamu juga secret admirernya.” Tanyaku pada Alif. Alif hanya tersenyum dan ia mengalihkan topik pembicaraan dengan mengatakan “Aya kita kesana aja yuk api unggun nya sebentar lagi nyala.” Kata Alif sambil menarik tanganku. Aku pun mengikuti Alif ke lokasi api unggun, disana sudah berkumpuk kakak-kakak panitia termasuk Kak Med dan teman-teman yang lainnya. Saat inilah malam keakraban mencapai puncaknya, kami bersama dalam satu lingkaran menyaksikan deburan ombak ketepian, berlomba dengan angin siapa yang sampai duluan, lengkap dengan unggunan api yang menjadi penawar malam yang kelam ini, sebait puisi bertahta keindahan diksi, bersama pula rima dan bunyi, pantai pesona dan segala spesies yang ada disini jadi saksi, betapa puisi pujian Ilahi malam ini memang manambah indahnya malam. Ditambah lagi mendengarkan syiroh nabi, lelah letih yang menyelimuti diri terasa enyah begitu saja dan lari bersama angin malam kala ini. Ketika menengadah ke atas ribuan gugusan bintang turut menjadi saksi pesona malam ini. Ribuan gugusan bintang menyaksikan kami telah berikrar, meletakkan cita-cita sama tinggi dengan letak mereka semua. Cita-cita 'hijrah' berubah menjadi manusia menjadi hamba yang lebih baik. Ah…indahya. Malam pun semakin kelam, kami sama-sama bermuhasabah diri, sama-sama berjanji untuk mensyiarkan dakwah. Sungguh malam ini hatiku benar-benar damai, sadar ku akan kekurangan diri betapa banyak niat yang berbelok ketika melakukan sesuatu, yang seharusnya lurus dan hanya mengaharap ridho Ilahi Rabbi. Betapa banyak waktu tersita hanya untuk menyibukkan diri dengan hal-hal duniawi, tanpa sedikit pun meluangkan waktu untuk membaca surat cintanya Sang Ilahi, bahkan untuk sekedar menjatuhkan kening ke sajadah pun aku lalai. Air mata ku pun jatuh bahkan tidak hanya aku saja semua teman-teman ku dan kakak-kakak panitia turut larut dalam malam yang damai ini. Kami memejamkan mata dan berdo’a bersama. Dalam do’a khusus ku, ku selipkan nama Kak Med agar kami bersama hingga ke Jannah. Agar kami sama-sama menjaga hati. Sungguh tak bisa ku pungkiri bahwa Kak Med selalu menjadi topik utama dalam setiap interaksi indahku bersama-Nya. Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB. Kami sama-sama membuka mata, dan kali ini aku benar-benar tidak memberikan kesempatan pada kedua kelopak mataku untuk melihat Kak Med, aku menunduk dan lagi-lagi aku terbayang akan buku yang Kak Med bawa, hal itu sangat mengganggu pikiranku. Sesesak inikah menjadi seorang secret admirer? Tanyaku pada diri ini sembari menarik napas panjang, dan tepat unggunan api padam kami pun pulang ke villa masing-masing untuk beristirahat karena esok pagi-pagi sekali kami akan pulang ke rumah. Keesokan harinya, tepat pukul 03.00 dini hari kami bangun dari tidur dan sama-sama melaksanakan serangkaian ibadah di sepertiga malam, selesai sholat malam kami mendengarkan kultum yang disampaikan oleh Fahmi. Fahmi adalah salah satu peserta ikhwan yang ikut dalam pelatihan kepemimpinan tersebut. Usai mendengarkan kultum kami pun melaksanakan sholat shubuh berjama’ah. Pukul 05.30 kami berkumpul dipinggir pantai untuk sama-sama menyaksikan matahari terbit sambil melakukan olahraga ringan bersama. Tak terasa serangkaian agenda telah kami lalui, dan tibalah waktunya kami pulang. Pukul 08.00 kami pun pulang menaiki bus. Didalam bus aku dan Alif duduk dibelakang Kak Med, ku lihat Kak Med sedang serius membaca buku yang ia bawa, buku yang berjudul ’Di Jalan Dakwah Aku Menikah’ rasa ingin tahu ku kian membesar, sehingga aku memberanikan diri bertanya ‘’Lagi baca buku apa Kak?” Tanyaku pada Kak Med. ’’Oh baca buku ini (sambil menunjukkak cover buku yang ia pegang).” Jawab Kak Med. “Memangnya Kak Med sudah mau menikah ya?” Timpal Alif. “Iya insyaAllah tiga bulan lagi kakak akan menikah menunaikan separuh agama, tepatnya selesai kakak wisuda.” Jawab Kak Med. Aku dan Alif terkejut mendengar jawaban Kak Med. Aku hanya bisa terdiam dan Alif masih penasaran. “Kakak serius?” Tanya Alif ingin tahu. “Iya, serius nanti anak-anak LDK kakak undang semua kok.” Jawab Kak Med. Aku hanya bisa menarik napas panjang, aku seperti dilempar batu besar, tetapi aku penasaran kenapa Alif ingin tahu tentang Kak Med juga padahal yang ku tahu selama ini Alif sangat tidak mau tahu tentang Kak Med bahkan tiap kali Kak Med menjadi topik pembicaraanku dengan Alif, Alif sering kali mengalihkan pembicaraan, ia seperti tidak mau mendengarkan aku ketika bercerita tentang Kak Med. Tanda tanya besar pun muncul, apakah Alif juga mencintai Kak Med? Tidak lama kemudian kami sampai dikampus, dan Alif langsung turun dari bus tanpa menunggu aku yang sedang membereskan barang bawaanku. Lalu aku pun bergergas turun dan menghampiri Alif, tampak wajah Alif ketika itu sangat lesuh, matanya pun memerah, aku memberanikan diri untuk bertanya, “kamu kenapa Lif?” Tanyaku pada Alif. “Aku baik-baik saja Aya, aku pulang duluan ya ibuku sudah menuggu dirumah.” Jawab Alif. “Oh…iya hati-hati ya Lif” sambungku. Alif langsung pulang tanpa memperdulikan perhatianku padanya, aku semakin bingung ada apa dengn Alif sebenarnya. Sesampainya aku dirumah, aku masih penasaran dengan yang terjadi pada Alif, kenapa Alif tiba-tiba berubah. Aku pun langsung menyalakan laptop ku dan mengaktifkan akun twitter ku karena Alif kerap sekali curhat di akun twitternya. Betapa terkejutnya aku ketika menlihat home di twitter ku ada status Kak Med “Banyak sekali hikmah dari buku ini semoga kau adalah jodoh dunia dan akhiratku wahai ukhti.” Hatiku perih, dan lebih perih lagi ketika rentetan status Alif pun muncul. “Kamu hadir tiba-tiba, tanpa aba-aba kemudian pergi tanpa mengucap apa-apa.’’ Disusul dengan status berikutnya selang beberapa detik, ‘’Paling tidak beri aku pemberitahuan supaya ku tahu hatimu telah pindah haluan. Paling tidak beri aku tamparan supaya aku tahu bahwa kita sudah tak lagi miliki harapan.” Dua status ini cukup bagiku sebagai bukti bahwa Alif menyimpan perasaan kepada Kak Med dan aku simpulkan bahwa mereka sudah lama dekat, tetapi Kak Med mencintai akhwat lain yang ternyata adalah seorang wakil ketua BEM dikampusku, Kak Lutfiyyah namanya, kami memanggilnya Kak Upi. Aku kecewa kenapa Alif tidak pernah menceritakan semua ini dengan ku, jika aku tau bahwa Alif juga mencintai Kak Med mungkin aku bisa menahan perasaan ku pada Kak Med demi sahabat ku, tapi semuanya sudah terlanjur, akupun mencintai Kak Med terlalu dalam bahkan namanya sudah menempati sudut hati ini. Aku pun menberanikan diri mengirimkan pesan singkat ke Alif, “Lif kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu juga mencintai Kak Med? Mungkin inilah jawaban dari pengabaianmu setiap kali aku bercerita tentang Kak Med, ternyata kamu menyimpan persaan yang sama.’’ Alif pun membalas pesan singkatku, “Maafkan aku Aya, maafkan aku…” Hari ini adalah saksi dari ratusan hari perjalanan hati menginginkanmu jadi penghuni, semesta seakan memberikan firasat disaat aku ingin menjadi satu-satunya titik yang kau pandang lekat-lekat, kenyataan menjawabnya dengan pahit yang teramat pekat. Lalu, ketika kini aku telanjur cinta, rasa ini harus ku bawa kemana? Sementara ke hatimu saja tak ku temukan jalannya. Semoga di suatu hari yang entah, kamu akan tahu bahwa aku pernah sebegitunya ingin untuk diinginkan. Semoga disuatu hari yang entah, kamu akan tahu bahwa aku pernah sebegitunya ingin untuk terlihat. Meski kamu memilih jalan yang tak pernah melewati pintu hatiku, ingatlah bahwa itu tak berarti aku tak menunggumu di balik pintu. Bisa jadi disuatu hari yang entah, kamu tersesat kemudian berteduh di berandaku. Tetapi, bisa juga tidak. Entah siapa yang semestinya ku salahkan, ekspektasi yang ketinggian, atau semesta yang terlalu lambat untuk menyadarkan. Barangkali, begitulah resiko jatuh cinta. Betapapun sudah berhati-hati, selalu saja ada jalannya jika memang harus terjadi. Sementara hati sebetulnya sudah lelah terjatuh sendirian, tapi Tuhan mendatangkan kamu di hadapan. Kali ini entah sebagai jawaban, entah sebagai penambah pertanyaan, entah sebagai pemberi pelajaran. Jadi mau dibawa kemana hatiku yang ada dalam genggammu itu? Haruskah aku menujumu, perjuangkan kamu lebih jauh? Atau kembali saja pada titik mula, cukup jadi pendamba? Aku menarik napas panjang, memejamkan mata dan melihat ke dalam diri, sambil berkata dalam hati maaf kan aku yang telah berani mencintaimu, dan izinkan aku menyelipkan namamu di sudut hati ini. Dan aku sadar bahwa cinta tak mampu dipaksakan. Inginnya kamu ada dua, satu untukku, satu untuknya. Tapi ku tahu, cerita ini tak mungkin tertulis begitu. Cerita ini menawarkan bahagia yang sama untuk kita semua. Tapi sayangnya, bukan dari masing-masing kita. Dan aku harap hubungan aku dengan Alif baik-baik saja, Dan aku juga berharap agar semesta mengetuk perlahan kedua kelopak mata kami, lalu menyadarkan kami dari mimpi yang ketinggian. ********